Selasa, 18 Oktober 2011

Bersahabat Dalam Pandangan Islam


          
            Terkait dengan persahabatan dengan lawan jenis (laki-laki), bahwa pada dasarnya Islam mengajarkan tiap orang untuk saling mengasihi sesamanya dan membangun jalinan persahabatan. Semua itu tidak terbatas hanya kepada sesama jenis, namun juga kepada lawan jenis.

        Hanya saja khusus dengan lawan jenis, maka Islam menggariskan hal-hal pokok agar niat dan maksud baik persahabatan itu tidak dikotori dengan fitnah dan nafsu rendah. Untuk itu Islam telah telah membuat aturan dan ketentuan yang berlaku umum serta menjelaskan hal-hal apakah yang dilarang.

Di antara jalan-jalan yang diharamkan Islam ialah:

- Bersendirian dengan seorang perempuan lain. Yang dimaksud perempuan lain, yaitu: bukan isteri, bukan salah satu kerabat yang haram dikawin untuk selama-lamanya,

seperti ibu, saudara, bibi dan sebagainya.

Ini bukan berarti menghilangkan kepercayaan kedua belah pihak atau salah satunya,

tetapi demi menjaga kedua insan tersebut dari perasaan-perasaan yang tidak baik

yang biasa bergelora dalam hati ketika bertemunya dua jenis itu, tanpa ada

orang ketiganya.


Dalam hal ini Rasulullah bersabda sebagai berikut:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (Riwayat Ahmad)
“Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya.”


Imam Qurthubi dalam menafsirkan firman Allah yang berkenaan
dengan isteri-isteri Nabi, yaitu yang tersebut dalam surah al-Ahzab ayat 53, yang artinya:

“Apabila kamu minta sesuatu (makanan) kepada mereka
(isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari balik tabir. Karena yang demikian itu
lebih dapat membersihkan hati-hati kamu dan hati-hati mereka itu,”

Beliau mengatakan: maksudnya perasaan-perasaan yang timbul
dari orang laki-laki terhadap orang perempuan, dan perasaan-perasaan
perempuan terhadap laki-laki. Yakni cara seperti itu lebih ampuh untuk
meniadakan perasaan-perasaan bimbang dan lebih dapat menjauhkan dari tuduhan
yang bukan-bukan dan lebih positif untuk melindungi keluarga.

Ini berarti, bahwa manusia tidak boleh percaya pada diri sendiri
dalam hubungannya dengan masalah bersendirian dengan lawan jenis yang tidak
halal baginya. Oleh karena itu menjauhi hal tersebut akan lebih baik dan
lebih dapat melindungi serta lebih sempurna penjagaannya.

Juga tidak boleh bercakap-cakap, berkomunikasi, dan memandang tanpa
ada kebutuhan yang sangat mendesak. Sebab, ini semua bisa menjadi
fitnah yang menjadi pintu masuk maksiat.



Sebuah syair berbunyi,

Awalnya pandangan, lalu senyuman dan sapaan.

Selanjutnya kata-kata, janji, dan perjumpaan.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in,

Wallahu A`lam Bish-shawab.



Secara umum, kehidupan laki-laki dan wanita adalah terpisah (infishal), artinya
kehidupan sosial mereka sebagian besar dihabiskan bersama keluarganya dan sesama
mereka (laki-laki dengan laki-laki dan wanita dengan wanita).

Dalilnya adalah ketika beberapa wanita bertanya kepada Rasulullah saw.:

“Ya Rasulullah, kami tidak mendapat peluang untuk belajar di majelismu yang
dipenuhi kaum laki-laki, maka berilah kami kesempatan agar kami dapat belajar
darimu pada kesempatan itu.” Kemudian Rasulullah menjawab: “Bagianmu adalah
di rumah si fulanah.”
Maka beliau datang kepada mereka (kaum wanita) pada hari dan tempat yang telah
dijanjikan dan beliau mengajar mereka. Sehingga interaksi yang terjadi antara
keduanya sangat kecil dan hanya terjadi dalam hal-hal tertentu saja.


Tidak bisa dinafikan bahwa laki-laki dan wanita pasti akan berinteraksi
satu dengan yang lain, sehingga perlu pengaturan tehadap interaksi tersebut.
Menjadikan lawan jenis sebagai teman bisa saja dilakukan asal sesuai dengan syariat
Islam. Sesuai dengan syariat Islam maksudnya adalah dalam bergaul selalu mengikuti
kaidah hukum syara’ (Islam).


Beberapa hal yang harus diperhatikan agar persahabatan sesuai dengan syara’
adalah:

1. Menundukkan pandangan.

Maksudnya adalah memandang kepada yang bukan aurat dari lawan jenis dan
memandang selain aurat tidak dengan syahwat.

Dalilnya adalah al-Qur’an Surat An-Nuur [24]: 30-31.

2. Tidak berkhalwat (menyepi, berdua-duaan dengan lawan jenis).

Hal ini berlandaskan pada Sabda Rasulullah saw. yang berbunyi:
“Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian bersunyi-sunyi dengan
perempuan lain, kecuali disertai dengan muhrimnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Tidak masuk ke tempat tinggal wanita.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah, dari Uqbah bin Amir ra.,
bahwasannya Rasulullah saw. bersabda:
“Takutlah kalian untuk bertamu kepada wanita!"
seorang laki-laki Anshar bertanya: “bagaimana kalau saudara ipar (besan)?”
Rasulullah bersabda: “Ipar sama dengan kematian.” (Mutafaq alaih).

4. Berinteraksi hanya pada keadaan yang dibenarkan oleh syara’,
misalnya dalam hal pendidikan, jual beli, dan pengobatan (dalam beberapa kasus).

5. Berteman karena Allah swt semata.

Rasulullah memerintahkan hal ini dengan jelas. Berdasarkan hadist dari Abdullah
bin Mas’ud riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak. Rasullulah bersabda:

“Wahai Abdullah bin Mas’ud! Ibnu Mas’ud berkata: “Ada apa ya
Rasulullah? (Ia mengatakannya tiga kali)” Rasulullah bertanya: “Maukah Engkau
tahu, tali keimanan manakah yang paling kuat?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.” Rasulullah bersabda: “Tali keimanan yang paling kuat adalah loyalitas kepada
Allah, dengan mencintai dan membenci (segala sesuatu) hanya karena-Nya.”.



Selain itu perlu diperhatikan pula, agar teman tetap menjadi teman, yaitu
dengan cara:

a. Kurangi frekwensi pertemuan yang tidak perlu.

b. Jangan berbicara dan berpenampilan yang menimbulkan daya tarik bagi lawan jenis.

c. Menutup aurat dan memakai jilbab bagi wanita.

d. Kurangi berhubungan. (maksudnya seperti, sms, nelpon, e-mail dan chatting)

e. Menjaga hati.



Hal ini berlaku juga kepada aktivis pengajian, karena dewa cupid merentangkan

busurnya tidak laporan dulu lho! Dekatkan diri kepada Allah SWT...karena dengan banyak
mengingatnya dan mengingat dosa-dosa kita yang telah lalu dalam sholat kita bisa jadi
solusi yang mujarab. Menjadikan lawan jenis sebagai teman, dilakukan sebatas apa yang
telah dijelaskan diatas, dan tak lebih dari itu. Hukum syara’ yang lain akan berlaku jika kita
menginginkan yang lebih dari yang telah disampaikan di atas.

Aktifitas seperti curhat masalah pelajaran, teman, keluarga, classified ploblem,
minta usulan sambil makan berdua, nemenin beli kado atau hadiah, nganterin pulang ketika
kegiatan berakhir terlalu malam, jalan bareng ke mall atau plaza, bikin PR, tugas dan
laporan berdua, semua hal tersebut bisa dilakukan jika dan hanya jika keduanya telah
diikat dengan simpul agung pernikahan.

Artinya, aktifitas persahabatan yang sejati hanya bisa berlaku kepada Istri suami,
dan teman yang sejenis (laki-laki dengan laki-laki atau wanita dengan wanita) dan mukmin
sebagaimana penjelasan di al-Qur’an sebelumnya.



Menjadi Sahabat Sejati

Syaikh al-Ghazali menjelaskan lima hal yang harus dilakukan untuk mengikat
persaudaraan, lima hal itu adalah:

1. Dalam hal harta, hendaklah, setidaknya, adalah seperti budakmu, maka urusannya
menjadi bagian dari kepentinganmu. Pertengahannya adalah menjadikannya setingkat
denganmu, karena, persaudaraan memunculkan persekutuan dan kesamaan. Yang paling
tinggi adalah memuliakannya diatas dirimu. Maka engkau meninggalkan urusan dirimu untuk
mengurus kepentingannya. Ini merupakan tingkatan yang paling tinggi.

2. Membantu memenuhi kebutuhannya sebelum diminta.

3. Tidak mendatangkan sesuatu yang tidak disukainya.

4. Berbicara dengan sesuatu yang disukainya berupa pujian tanpa keluar dari kebenaran.

5. Memenuhi janji dan keikhlasan.



Menemukan Sahabat Sejati

Selain batasan umum yang telah diberikan al-Qur’an dan Hadist di atas,
tentu perlu pula kita cari penjelasan lebih rinci tentang sahabat sejati ini.

Tipe teman yang patut dijadikan sahabat :

1. Mau berbagi apa saja

Individu dari kategori ini ternyata sanggup menomorduakan krisis yang
sedang dialaminya demi seorang sahabat. Tetapi kamu jangan mengambil
kesempatan atas kebaikan dirinya.

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini..??

• Dia tidak menipu dan mampu menyimpan rahasia walaupun perkara kecil.

• Dia sering menanyakan kabar tentang dirimu.

• Karier impiannya adalah sebagai seorang ahli psikologi.

2. Memahami

Kamu bisa menerima dan mendengar nasihat serta pandangan yang diberikan
dengan hati terbuka. Nasihat yang diberikan juga amat meyakinkan kamu, individu ini
wajar kamu dampingi sebagai sahabat sejati.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini..??

• Dia bersedia dihubungi kapan saja... 24 jam sehari, 7 hari seminggu!

• Dia seorang teman yang keukeuh memegang janji. Dalam persahabatan, dia adalah
sahabat yang setia.

• Dalam permasalahan kamu dia banyak membantu. Dia mampu mengenali apakah
individu yang berhubungan denganmu itu, benar-benar ikhlas atau mungkin ingin
memperalatmu.

3. Profesional

Saat kamu mengalami permasalahan, dia akan datang menghampirimu dan
berusaha memahami keadaanmu. Dia berusaha memberi nasihat dengan meletakkan dirimu
dalam dirinya. Nasihat dan pandangannya itu pun tidak mempunyai unsur berat sebelah dan
sekaligus tidak mengkambinghitamkan seseorang. Jelaslah bahwa dia sahabat yang
profesional yang bisa kamu dampingi.

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini..??

•Dia bijak menjaga emosimu setiap kali kamu berada dalam keadaan tegang

• Setiap kali kamu menyatakan pandangan dan usulan, dia mendengarnya dengan ikhlas

dan hormat. Kamu boleh melihat kejujuran itu dari sinar matanya.

• Dia tidak pernah memberi alasan sekiranya kamu ajak bertemu. Walaupun dia tahu

bahwa dirinya akan menjadi tempat curahan masalahmu pada waktu itu!

4. Jujur

Setiap kali ada yang tidak pas dengan penampilan dan keadaanmu, dia akan
menegurmu dengan bijak. Dia berkeinginan agar kamu kelihatan perfect setiap saat.
Dari teguran dan komentar yang diberikan itu ternyata membangun kamu. Kamu boleh
menerima tegurannya dengan hati yang terbuka.

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini..??

• Dia adalah individu yang lurus. Walau bagaimanapun, keterus-terangannya itu tidak

menyakitkan hatimu.

• Dia mau menjadi tulang belakangmu.

• Kamu sentiasa merasakan bahawa nasihatnya amat berharga.



Itu semua beberapa tips yang bisa diambil, Begitupula berlaku sebaliknya
terhadap mereka yang patut dihindari.



Walhasil, Allah SWT. telah memberikan rambu-rambunya dalam mencari sahabat.
Setiap aktifitas yang kita lakukan, tentu punya tujuan, dan sebagai seorang muslim tujuan
hidupnya tidak lain adalah untuk mencari ridha Allah SWT., sehingga ketika mencari
sahabat sejati pun demikian, tentu yang dicari adalah yang bisa saling mengajak kepada
keridhaan Allah SWT. semata, dan bukan mengajak kepada kemurkaan Allah SWT.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (Masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,
lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran [3]: 103)

Wallahu alamu bishawab.



"Manusia yang terbaik adalah yang paling banyak membaca,
paling bertakwa, paling sering beramar ma'ruf nahi munkar, dan paling gemar
menjalin hubungan silaturahmi." (Muhammad SAW)