Selasa, 05 Juni 2012

Damri


Berjalan terburu-buru mengejar damri yang saat itu sudah berjalan dari pengkalannya sampai nyebrang pun motor tidak mau mengalah, hampir saja saya jadi tertabrak siang itu. Damri sudah didepan mata namun karn asaya ragu-ragu akhir ya memutuskan menunggu damri selajutnya. Berasa takut karna baru kali ini pergi ke pasar baru sendirian dan suasana damri kala itu sepi sekali belum berpenumpang dan lambat laun satu persatu penumpang mengisi kekosongan kursi yang ada didalamnya. Kala itu ada seorang remaja bersama dengan bapaknya turunn dari angkot caheum-ciroyom dan kedua ciptaan Allah yang paling sempurna itu sudah menarik perhatian saya. Mereka juga ikut mengisi kekosongan kursi didalam damri dengna memilih duduk dekat jendela.

Remaja itu terus memegangi bapaknya dan membantu bapaknya untuk duduk disebelahnya. Yah, harus tetap bersyukur bisa melihat alam ini  karna bapak yang ia terus pegangi tidak bisa melihat dan menurut saya itu merupakan bentuk kasih sayang plus berbaktinya anak kepada orang tua. Sepanjang perjalanan menuju damri saya salut dengan remaja itu yang dengan sabarnya menemani perjalanan bapaknya.

Terkadang kita lupa akan kasih sayang seorang ayah atau ibu atau mungkin juga kita lupa untuk berbakti kepada orang tua kita, menyenangkan mereka ketika pulang dari perantauan kita untuk menuntut ilmu demi melihat senyuman indah keluar dari bibirnya. Tetep  berusaha berbakti kepada orang tua kita karna mereka lah yang paling mengerti akan kondisi kita.

Jumat, 01 Juni 2012

Dakwah itu proses panjang yang tidak pernah berakhir. seorang aktivis akan besar kepala kalo hanya berdakwah disatu titik dan buruknya ia akan bosan jika tidak beranjak kelangkah yang lebih besar.. 


kedepannkan HUSNUDZON !!!!




(NHD)