Senin, 16 April 2012

Udah saatnya kita yang memberikan perhatian, benarkah?


             Renungan hari ini mungkin karna aktifitas yang dikenal padat atau banyak oleh lain justru akan membuat kita lalai dengan saudara kita. Saya  pernah mendengar perkataan salah seorang aktifis  bahwa udah saatnya kita yang memberikan perhatian ke saudara kita namun pada kenyataannya ketika saudara kita sakit kita  justru sibuk dengan aktifitas kita. Kemana perkataan yang pernah terlontar dari seseorang yang Allah ciptakan dengan kesempurnaan-Nya??

Saudaraku sesibuk apapun kita dengan segudang amanah yang kita emban ataupun alasan lain  ternyata masih banyak saudara kita yang membutuhkan perhatian kita. Bahkan, saudara terdekat kita yang notabene ya satu kosan sampai kita ataupun saya juga lupa untuk memberikan perhatian. Astagfirullah..
“Udah saatnya kita yang memberikan perhatian kesaudara kita”..

Kata-kata ini baru teringat kembali ketika saudara saya bercerita tentang masalah lalu dan menginggatkan saya pada suatu kejadian dimana banyak saudara-saudara kita yang lebih memilih beraktifitas diluar disbanding dikampus sendiri. Ternyata alasan mereka simple yaitu “Perhatian”.

Saya pernah menanyakkan kepada saudara saya, “ukh, kenapa lebih memilih beraktifitas diluar kan didalam kampus sendiri masih membutuhkan ukhti??”

“Karna di tempat saya beraktifitas kalo ada teman yang sakit kami terbiasa menjengguk dan ketika ada salah satu dari kami yang tidak aktif lagi atau tidak mengikuti kegiatan rutinan yang biasa kami lakukan bersama. Kami akan bersilahturahmi kerumah saudara kami untuk melihat keadaannya dan menanyakan alsan mengapa ia tidak aktif. Kami juga tak pernah lupa untuk lebih mengenal karakter saudara kami dan memperkenalkan kami dengan orang tua saudara kami.”

Dikeheningan ruang makan tempat saya dan saudara saya mengobrol hening sejenak.. saya mulai mencari apakah aktifitas yang saya sedang jalanin seperti itu sehingga saya bisa merasa nyaman disana, ternyata tidak. Saya tidak merasa hal yang seperti hanya merasakan perhatian itu ketika awal saya masuk dan itu hanya dua orang saja yang memberikan namun sekarang kita malah sibuk memperhatikan diri sendiri.

Belajar dari cerita masalah lalu ini alangkah baiknya kita sama-sama melatih kepekaan diri, ikhlas dalam setiap kondisi apapun dan berusaha untuk memperhatikan saudar-saudara kita..
Syukron ukhti


2 komentar:

  1. terkadang, Allah uji kedewasaan kita & mempersiapkan kita akan situasi & kondisi di luar zona nyaman kita, dengan hal itu. Apakah kita akan selalu menuntut? atau selalu mengeluh? atau bertahan dengan keikhlasan & kesabaran? .. Hanya Allah yg Tahu, & hanya orang di uji o/ Allah lah yg merasakan. Wallahu'alam, hmm kita semua pernah membandingkan orgnss A & B, walaupun kita tdk punya hak u/ membandingkan (u/ memilih jalan juang) .. sekali lagi, smua adalah pilihan, apapun pilihan kita, tak ada hak kelemahan saudari kita trhadp kita menjadi alasan!! .. Semanggi Rani .. Keep TERSENGAT ^_^V

    BalasHapus
  2. Hati ini kadang terlalu naif jika selalu menuntut orang lain menjadi apa yang kita inginkan,akan terasa cape rasanya tubuh ini.menuntut orang lain untuk selalu bisa memahami kita,tanpa kita sadari satu persatu orang akan meninggalkan kita,karena tanpa sadar kita telah menyakiti hatinya.Begitu naif jika kita tidak bisa memposisikan untuk bisa menuntut diri ini untuk selalu memahami orang lain,mungkin akan akan ada penolakan dengan hati ini,tapi yakin itu hanya emosi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan apa kata hati kecil kita yang faktanya memang selalu benar.
    Tidaklah nyata dalam iman kita bahwa Alloh dan para Malaikat selalu menemani??!!Keimanan yang lurus mengantarkan kita kepada kesimpulan bahwa kita hidup bukan untuk mengharapkan kepedulian orang lain,tapi kita hidup justru untuk peduli sama orang lain!!!

    BalasHapus