Renungan hari ini mungkin karna aktifitas yang dikenal padat
atau banyak oleh lain justru akan membuat kita lalai dengan saudara kita.
Saya pernah mendengar perkataan salah
seorang aktifis bahwa udah saatnya kita
yang memberikan perhatian ke saudara kita namun pada kenyataannya ketika
saudara kita sakit kita justru sibuk
dengan aktifitas kita. Kemana perkataan yang pernah terlontar dari seseorang
yang Allah ciptakan dengan kesempurnaan-Nya??
Saudaraku sesibuk apapun kita dengan segudang amanah yang
kita emban ataupun alasan lain ternyata
masih banyak saudara kita yang membutuhkan perhatian kita. Bahkan, saudara
terdekat kita yang notabene ya satu kosan sampai kita ataupun saya juga lupa
untuk memberikan perhatian. Astagfirullah..
“Udah saatnya kita yang memberikan perhatian kesaudara
kita”..
Kata-kata ini baru teringat kembali ketika saudara saya
bercerita tentang masalah lalu dan menginggatkan saya pada suatu kejadian
dimana banyak saudara-saudara kita yang lebih memilih beraktifitas diluar
disbanding dikampus sendiri. Ternyata alasan mereka simple yaitu “Perhatian”.
Saya pernah menanyakkan kepada saudara saya, “ukh, kenapa
lebih memilih beraktifitas diluar kan didalam kampus sendiri masih membutuhkan
ukhti??”
“Karna di tempat saya beraktifitas kalo ada teman yang sakit
kami terbiasa menjengguk dan ketika ada salah satu dari kami yang tidak aktif
lagi atau tidak mengikuti kegiatan rutinan yang biasa kami lakukan bersama.
Kami akan bersilahturahmi kerumah saudara kami untuk melihat keadaannya dan
menanyakan alsan mengapa ia tidak aktif. Kami juga tak pernah lupa untuk lebih
mengenal karakter saudara kami dan memperkenalkan kami dengan orang tua saudara
kami.”
Dikeheningan ruang makan tempat saya dan saudara saya
mengobrol hening sejenak.. saya mulai mencari apakah aktifitas yang saya sedang
jalanin seperti itu sehingga saya bisa merasa nyaman disana, ternyata tidak.
Saya tidak merasa hal yang seperti hanya merasakan perhatian itu ketika awal
saya masuk dan itu hanya dua orang saja yang memberikan namun sekarang kita
malah sibuk memperhatikan diri sendiri.
Belajar dari cerita masalah lalu ini alangkah baiknya kita
sama-sama melatih kepekaan diri, ikhlas dalam setiap kondisi apapun dan berusaha
untuk memperhatikan saudar-saudara kita..
Syukron ukhti
terkadang, Allah uji kedewasaan kita & mempersiapkan kita akan situasi & kondisi di luar zona nyaman kita, dengan hal itu. Apakah kita akan selalu menuntut? atau selalu mengeluh? atau bertahan dengan keikhlasan & kesabaran? .. Hanya Allah yg Tahu, & hanya orang di uji o/ Allah lah yg merasakan. Wallahu'alam, hmm kita semua pernah membandingkan orgnss A & B, walaupun kita tdk punya hak u/ membandingkan (u/ memilih jalan juang) .. sekali lagi, smua adalah pilihan, apapun pilihan kita, tak ada hak kelemahan saudari kita trhadp kita menjadi alasan!! .. Semanggi Rani .. Keep TERSENGAT ^_^V
BalasHapusHati ini kadang terlalu naif jika selalu menuntut orang lain menjadi apa yang kita inginkan,akan terasa cape rasanya tubuh ini.menuntut orang lain untuk selalu bisa memahami kita,tanpa kita sadari satu persatu orang akan meninggalkan kita,karena tanpa sadar kita telah menyakiti hatinya.Begitu naif jika kita tidak bisa memposisikan untuk bisa menuntut diri ini untuk selalu memahami orang lain,mungkin akan akan ada penolakan dengan hati ini,tapi yakin itu hanya emosi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan apa kata hati kecil kita yang faktanya memang selalu benar.
BalasHapusTidaklah nyata dalam iman kita bahwa Alloh dan para Malaikat selalu menemani??!!Keimanan yang lurus mengantarkan kita kepada kesimpulan bahwa kita hidup bukan untuk mengharapkan kepedulian orang lain,tapi kita hidup justru untuk peduli sama orang lain!!!