Semenjak saya memutuskan untuk
keluar dari salah satu organisasi yang saya jalani selama hampir 3 tahun lebih.
Mulai berasa teman-teman atau saudara yang terlihat menghindar atau terkesan
tidak peduli lagi dengan saya. Banyak keganjalan yang terjadi mungkin saya akan
menceritakannya disini, contohnya saja ketika saya dateng keacara organisasi
tersebut untuk terakhir kalinya tiba-tiba saja teman saya duduk menjauh padahal
saya hanya ingin duduk disebelahnya ada juga selama beberapa jam kami menunggu
untuk acara tersebut dimulai,datang seorang adik kelas langsung saja kami
senang dengan kedatangannya namun teman saya yang satunya lagi malah duduk
membelakangi saya. Saya merasa harus datang keacara itu walau saya udah
menyatakan keluar dari organisasi tersebut karena itu merupakan bentuk
tanggungjawab saya selama satu periode diamanahi.
Pas pembahasan AD/ART dll, saya
hanya ingin ngasih pendapat sedikit saja namun teman saya yang lain ia bilang “jangan memberatkan karna ini untuk pengurus
selanjutnya” sontak saya langsung terdiam dan memang benar perkataanya tapi
disisi lain saya merasa sudah dinyatakan tidak punya hak lagi untuk berbicara
disana. Ketika pembahasan perkelompok selesai, kami membahas AD/ART dll itu
kedalam forum dan kelompok pertama menjelaskan tentang masa jabatan untuk yang
tahun sekarang masa jabatannya 1,5 tahun. Saya hanya bisa diam saja karna saya
merasa sudah tidak bisa campur tangan kedalam organisasi tersebut. Untuk
angkatan 2009 yang menjabat periode sekarang terlebih lagi kedua teman akrab
saya yang ia terlihat berat untuk menjalani masa jabatan yang lama tersebut.
Saya mencoba memahami psikologi mereka dengan mencoba ikut duduk disekitar
mereka dan saya mencoba mendengarkan apa yang akan mereka keluarkan. Mereka
meluapkan apa yang tertahan dihati mereka seperti “ini ngga fair, dulu rani yang paling semangat berada diorganisasi ini tapi
sekarang nyata ya mana”..lalu teman saya yang lain “seharusnya saya yang ngomong gitu (dengan suara terisak-isak)”.
Sontak membuat hati saya sakit saat itu namun saya tidak ingin mengeluarkannya
karna saya sudah memberikan alasan ketika mengundurkan diri, ini salah satu
alasan yang tidak sempat saya jelaskan “saya keluar bukan berarti mengundurkan diri
dijalan dakwah tapi mencoba ranah lain dan ketika saya balik keorganisasi ini
saya bisa menghasilkan atau membantu temen-temen karna jalan dakwah ngga akan pernah
berhenti sampai saya atau kita meninggal pun akan banyak generasi terbaik yang
akan menggantikan”.
Selang beberapa jam ketika mubes
selesai, kami pulang seperti biasa dengan lelah seharian menjalani aktifitas.
Kami pun masuk kekamar masing-masing dan saya hanya mengucapkan “syukron n jazakumullah khairan katsiran teh
karna sudah mau mendengarkan cerita-cerita saya yg ngga penting dan terjawab
semua pertanyaan saya selama ini” semenjak saya sms kurang lebih seperti
itu sebut saja teteh tersebut ketika masuk pintu kamar mengunci dan otomatis
kami jarang atau interaksi kami semakin berkurang -sampai sekarang-.
Mungkin memang benar ketika kita
memutuskan untuk keluar akan banyak konsekuensi yang akan kita rasakan atau
jalani namun inilah yang harus saya hadapi. Belajar untuk selalu ikhlas karna
akan terlihat jelas ketika kita tidak ikhlas dalam menerima keputusan akan berakibat
pada ukhuwah kita mungkin secara langsung tidak akan dirasakan namun jangka
panjangnya kita akan merasakan ada masalah didalam hati kita atau ukhuwah kita dan
itu yang tidak saya inginkan, mungkin yang menjadi pertimbangan saya “apakah saya harus pindah kosan tapi klo saya
pindah bagaimana dengan rencana saya karna tempat dari rencana saya dengan
kosan lumayan dekat”.. –akan menjadi satu tanda Tanya yang harus saya
putuskan-
Mudah-mudah apa yang saya rasakan
hanya perasaan saya saja karna abang saya bilang “saya keluar dari sana bukan memutuskan ukhwah coba untuk husnudzon ke
mereka semua”. Mungkin kta sama-sama butuh waktu untuk menerima kenyataan
ini tapi yakinlah saudaraku Allah selalu bersama kita.
Teruntuk saudaraku (kedua teman akrab ku ), akan berat menjalani
ini semua namun yakinlah Allah akan selalu menemanimu dan mendampingimu dijalan
dakwah ini. Akan ada jundi-jundi yang sudah Allah persiapkan untuk menggantikan
saya berada bersama kalian dan merasa suka duka dijalan dakwah ini.
Teruntuk teteh ku tidak akan pernah
bosan saya mengucapkan syukron n jazakumullah khairan katsiran atas pengalaman
berharga yang telah kalian berikan dan afwan jiddan mungkin keputusan saya ini
membuat kalian kecewa tapi insyaAllah akan ada adik-adik yang siap membantu dan
perjuang dijalan Dakwah ini.. saya hanya coba untuk tidak ingin mengotori hati
ini dan ukhwah ini karna saya sudah terlalu sayang dengan kalian semua karna-Nya.. saya hanya
minta keikhlasan dari anti untuk menerima keputusan yang sudah saya ambil.
Bismillah juga
BalasHapusSedih juga mendengar cerita gonin-rani, saya juga dulu pernah merasakan itu. Saat itu saya seperti orang lain ditengah-tengah teman2 organisasi saya, asing. kenapa saya jauh berbeda dari teman2 saya di organisasi. Kenapa prasangka2 saya selalu cepat mengiringi setiap bersama mereka. Kenapa saya gampang sekali untuk kecewa akan suatu hal padahal hanya masalah sepele, baru dugaan, baru yang dirasa. Sangat lelah. Pertanyaan2 itu terus bersahut-sahutan. Akhirnya saya menanyakan ini pada sahabat saya yang alhamdulillah saya memiliki sahabat yang tidak serta merta ikut larut dalam jebakan pikiran saya. Karena kebayang jika sahabat saya mendukung keluh kesah saya maka saya tidak akan menemukan solusinya. Kita akan sama2 saling mendukung. Oleh sahabat saya ini saya kembali diingatkan tentang liqo' saya yang ternyata memang sedang tidak sehat, diingatkan kembali tentang ruhiyah saya yang memang setelah di mutaba'ah saya gak pernah tilawah, gak pernah bangun malam, hafalan pun lalai selama sepekan penuh. Kalo boleh membenarkan diri pada saat itu saya akan berkata: "padahal cuma sepekan, ga ngaruh lah, ga ada hubungannya". Saya juga mengabaikan proses tabayyun yang seharusnya menjadi filter awal sebelum saya berkesimpulan sesuatu terhadap mereka. Berlelah-lelah diri u/ hal yang belum jelas, saya menyadari kesalahan saya itu. cuma masih enggan untuk berterus terang. Ego saya lebih besar. Tapi Allah ternyata masih sayang. Hingga pada suatu titik saya memuhasabahi diri: "Ya Allah, baru sepekan tapi hati dan pikiran kacau bukan main. Afwan". Saat itu saya habis menangisi diri sendiri dihadapanNya. Cuma kami berdua. Hanya saya dan Allah. Dan Alhamdulillah saya menyadari betapa NGERI nya jika keadaan futur membuat kita makin futur kepadaNya yang berimbas pada semua aktivitas kita terlebih pada prasangka2 kita terhadap saudara2 kita. Setelah kembali bersemangat liqo',membangun ruhiyah pelan2, melakukan proses tabayyun akhirnya semuanya menjadi terang. Allah memang Maha Mengetahui. Memang terlalu sibuk terhadap penilaian makhluk, tidak akan ada beresnya. hanya membuat hati gelisah, kecewa, penuh prasangka2. Wallhualam. hanya ingin berbagi cerita. saya juga tengah memperbaiki diri. Indahnya berproses...
Lucu juga ya. Baru kali ini ana tau kalo dakwah itu bisa milih, kayak lagi beli sepatu aja.
BalasHapusxixixi
mencoba ranah lain? yang ada juga memperluas
karena emang ga ada indikator klo kita udah sukses menggarap satu lahan dan segera berpindah ke tempat lain. Emangnya siapa kita coba?
ana juga bingung nih sama akhwat yang terlalu mellow...hatinya ga bisa diajak kompromi. Maennya perasaan mulu.
Klo maen sinetron kayaknya langsung dapet nominasi nih..
eits afwan gonin-rani ini ikhwan atau akhwat ya?
Kalo ikhwan, Alloooohh...udah akut banget nih. Salah kaprah. Pasti udah langsung ngajakin buat ketemu. SEGERA!!!...(eh emang ente dimane? :p)
semoga ente cepet-cepet keluar dari pikiran2 yang membelenggu ente sendiri. V
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusJazakumullah khairan katsiron.
BalasHapusmari sma"kita budayakan ber-husnudzon dan saling menbudayakan bertabayyun
Wah.. ada aku diposting mu? he8 :D
BalasHapusterima kasih slama 3 thun lebih ini sudah membantu perjuangan kami di FORMASI .. saya yakin akan hal "Menggantikan atau Tergantikan" hal itu sebuah pilihan.. mungkin anti disini memilih u/ tergantikan namun berharap di wajihah laen bsa u/ menggantikan :) namun tak ada pilihan di tengah2'y .. itu absurd sifatnya (mencoba terus bertahan atau mundur, tak ada tengah2'y)
Mohon maaf lahir bathin, jika selama ini kami semua (teteh2 & akang2) tdk bisa memberi yg terbaik menurut anti, kami hanya sekumpulan manusia ukht .. hanya insan yg hakikat'y tak luput dr khilaf & alpha.
anyway .. SEPAKAT dengan komentar2 diatas .. NGENA! he8 :D
Sehatkan Halaqoh'y, jangan ammpe kena virus mematikan (VMJ, GHILL, FUTUR/ FLU = Futur, Lesu & Uzlah) :)
wassalamu'alaykum wr wb ^_^ salam TERSENGAT!